Laga semifinal Piala AFF 2024 yang semula dijadwalkan berlangsung di Manila dan Singapura mengalami perubahan signifikan. Panitia penyelenggara mempertimbangkan pemindahan pertandingan ke Indonesia, menyusul keputusan kontroversial wasit yang mengecewakan suporter Indonesia. Minimnya antusiasme penonton di babak semifinal, yang mempertemukan Thailand versus Filipina dan Vietnam versus Singapura, turut menjadi alasan utama di balik langkah ini.
Stadion yang digunakan untuk pertandingan semifinal ternyata tidak memenuhi standar, dengan kondisi lapangan yang buruk menjadi sorotan. Banyak pemain dan pelatih mengeluhkan kualitas rumput yang mengganggu jalannya pertandingan. Situasi ini diperparah dengan absennya Timnas Indonesia dari semifinal, yang dinilai sebagai faktor utama menurunnya daya tarik turnamen. Presiden AFF, Kev Samth, menyatakan keprihatinan atas kondisi ini, mengingat Indonesia memiliki foundation suporter yang besar dan loyal.
Rencana pemindahan laga ke Indonesia diharapkan dapat menghidupkan kembali atmosfer pertandingan dan membujuk Indonesia untuk tetap menjadi bagian dari AFF, meskipun banyak suporter Indonesia yang menyatakan kekecewaan mendalam. Mereka merasa tidak akan hadir di stadion meskipun tiket dijual free of charge, sebagai protes terhadap keputusan wasit yang merugikan Timnas Indonesia. Kekecewaan ini berakar dari keputusan wasit asal Jepang yang dinilai tidak adil, termasuk gol yang dianulir dan penalti yang tidak diberikan.
Sikap protes ini didukung oleh para pemain Timnas Indonesia, yang merasa perjuangan mereka sia-sia akibat keputusan wasit. Terdapat desakan agar Indonesia mempertimbangkan untuk keluar dari AFF jika keadilan dan transparansi tidak dijamin. Meskipun beberapa pihak berpendapat bahwa Indonesia sebaiknya tetap bertahan dan mendorong perubahan, situasi ini menempatkan AFF di persimpangan jalan. Keputusan apakah Indonesia akan tetap berpartisipasi atau mencari alternatif lain akan sangat menentukan masa depan sepak bola di kawasan ini. Sementara itu, tekanan untuk mengatasi krisis dan memulihkan kepercayaan publik semakin meningkat.