Timnas Indonesia menghadapi tantangan berat setelah hasil mengecewakan di Piala AFF 2024, yang memicu reaksi negatif dari para followers dan media. Pelatih Shin Tae-yong menjadi sorotan, dengan banyaknya komentar di media sosial yang mengarah pada potensi pemecatan. Instruksi dari pihak tertentu untuk meningkatkan tagar yang mengecam pelatih menunjukkan adanya kampanye terorganisir di balik kekecewaan ini.

Media Vietnam juga menyikapi situasi ini dengan bangga, menyoroti bahwa Indonesia, yang menurunkan tim muda dengan rata-rata usia 20,33 tahun, tersingkir dari turnamen. Mereka mencatat ketidakmampuan tim muda dari Indonesia, Laos, dan Timor Leste untuk melaju ke semifinal, sementara tim-tim tersebut dianggap kurang pengalaman untuk bersaing di tingkat yang lebih tinggi.

Namun, kepergian Indonesia dari AFF akan memberikan dampak signifikan. AFF berpotensi mengalami kerugian besar, karena Indonesia diakui memiliki foundation penggemar yang fanatik. Kehilangan dukungan dari suporter Garuda dapat mengakibatkan penurunan minat pada turnamen yang diselenggarakan di bawah naungan AFF, mengurangi nilai komersial dan jangkauan media sosial dari acara-acara tersebut.

Lebih lanjut, Indonesia juga dikenal memiliki stadion berkualitas tinggi yang sering digunakan untuk turnamen internasional. Jika Indonesia keluar dari AFF, potensi kehilangan venue berkualitas ini akan mengurangi daya tarik kompetisi di kawasan Asia Tenggara.

Di sisi lain, rival Indonesia, seperti Arab Saudi dan Bahrain, sedang menghadapi masalah mereka sendiri, dengan Bahrain berhasil mengalahkan Arab Saudi di Gulf Cup 2024. Kemenangan ini bisa mempengaruhi psychological pemain Arab Saudi saat menghadapi tim-tim lain, termasuk Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Dengan situasi yang terus berkembang, harapan untuk Timnas Garuda tetap ada, terutama dengan kehadiran pemain naturalisasi yang diharapkan dapat memberikan dampak positif di laga-laga mendatang.