Pemain keturunan Indonesia, Mees Hilgers, dan Tijjani Reinders, sedang menjadi sorotan setelah penampilan menggembirakan mereka di liga domestik dan tim nasional. Hilgers, meski baru pulih dari cedera, tampil mengesankan bersama Timnas Indonesia. Dia berhasil menjaga lini pertahanan dengan stable selama paruh pertama Liga Belanda 2024-2025, bahkan dinobatkan sebagai salah satu bek tengah terbaik oleh media Belanda, Soccer Premier.
Di sisi lain, Tijjani Reinders, pemain yang memiliki darah Indonesia, juga menunjukkan performa yang menakjubkan. Bergabung dengan AC Milan, Reinders telah mencetak 12 gol dan memberikan 7 help dalam 72 pertandingan. Keberhasilannya membuatnya menjadi salah satu gelandang terbaik di Eropa saat ini. Kebanggaan Reinders atas warisan Indonesia sangat terasa, dengan mengungkapkan bahwa pengaruh dari kedua kultur tersebut membentuk karirnya.
Kedua pemain ini mencuat di tengah polemik yang melanda Timnas Indonesia setelah kegagalan di Piala AFF 2024. Timnas, di bawah pelatih Shin Tae-yong, hanya mampu meraih satu kemenangan dari empat laga, mengakibatkan penurunan peringkat FIFA yang signifikan. Kritikan terhadap performa skuad Garuda pun semakin menguat, dan isu pemecatan pelatih mulai beredar. Namun, banyak yang berpendapat bahwa mengganti pelatih bukanlah solusi instan untuk meningkatkan prestasi.
Sementara itu, Australia yang melihat perkembangan pesat sepak bola di Asia Tenggara, termasuk Timnas Indonesia, mulai mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam Piala AFF. Desakan ini muncul setelah Australia menyadari potensi ancaman dari skuad Garuda, yang jika dibiarkan dapat merusak citra sepak bola mereka.
Dengan hadirnya pemain-pemain berbakat seperti Hilgers dan Reinders, harapan untuk kebangkitan Timnas Indonesia tetap ada. Masyarakat berharap mereka dapat membawa perubahan dan meningkatkan performa Garuda di ajang internasional mendatang. Keberhasilan mereka di liga-liga Eropa menjadi inspirasi bagi generasi pemain muda Indonesia.