Timnas Indonesia kembali mencuri perhatian di kancah sepak bola Asia Tenggara setelah Jai Idzas meraih gelar top skor Serie A, menjadikannya pemain pertama dari ASEAN yang mengukir prestasi tersebut. Penampilan gemilang Idzas dalam pertandingan melawan Atalanta, di mana ia mencatatkan enam sapuan penting, membuatnya mendapatkan rating tinggi dari media Italia, dengan beberapa menganggapnya sebagai pemain besar di masa depan. Keberhasilan ini membuat negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand merasa cemburu, terutama setelah mereka berusaha untuk merekrut pemain-pemain keturunan yang tengah menjadi incaran.

Sementara itu, Malaysia semakin tertinggal dalam persaingan ini, karena mereka mengalami kesulitan dalam merayu pemain keturunan untuk bergabung dengan tim nasional. Federasi sepak bola Malaysia bahkan terkena prank ketika berusaha menaturalisasi Ferdi Drift, yang ternyata tidak menunjukkan performa yang memuaskan di Eropa.

Di sisi lain, dukungan sponsor bagi Timnas Indonesia semakin meningkat dengan hadirnya perusahaan otomotif listrik asal Vietnam, Finvest, yang memberikan suntikan dana investasi yang signifikan. Ini menambah momentum positif bagi tim, yang kini berencana untuk mempersiapkan diri menghadapi Piala Dunia 2026. Namun, langkah ini juga memicu reaksi negatif di dalam negeri Vietnam, di mana publik merasa kecewa karena dana tersebut lebih memilih untuk disalurkan ke timnas Indonesia.

Dengan kedatangan enam pemain baru dalam skuad Garuda, termasuk Emil Audero, Timnas Indonesia menunjukkan potensi yang semakin besar di kancah internasional. Hal ini semakin menambah kecemburuan di kalangan rival-rivalnya di Asia Tenggara, yang kini merasa terancam dengan kekuatan yang semakin meningkat dari timnas Indonesia. Kecemburuan ini mencerminkan dinamika kompetisi sepak bola di kawasan ASEAN, di mana setiap negara berusaha untuk meningkatkan performa mereka dalam menghadapi tantangan di tingkat global.