Pemain Vietnam di hujat Followers ASEAN Setelah Ketahuan Gunakan Dukun Untuk Menang dari Garuda Muda ❗
Pengakuan mengejutkan dari kiper naturalisasi Vietnam, Philip Nguyen, telah memicu kontroversi di kalangan penggemar sepak bola ASEAN. Dalam wawancara baru-baru ini, Philip mengungkapkan bahwa kemenangan tipis Vietnam atas Timnas Indonesia U-22 dalam Piala AFF 2024 tak lepas dari bantuan ritual tradisional yang dilakukan sebelum pertandingan. Ia menyatakan bahwa timnya menjalani ritual khusus untuk mengusir nasib buruk, di mana Kapten tim memimpin dengan membakar kertas tertentu yang diyakini membawa keberuntungan.
Pengakuan ini langsung menarik perhatian publik, dan banyak netizen di media sosial mempertanyakan profesionalisme tim Vietnam. Banyak yang berkomentar bahwa ketidakpercayaan terhadap kemampuan sendiri membuat Vietnam harus bergantung pada hal-hal mistis untuk meraih kemenangan. “Apakah mereka bisa menang tanpa dukun?” sindir seorang netizen dari Thailand.
Mantan pelatih Vietnam, Park Dangle-seo, juga ikut angkat bicara. Ia menegaskan bahwa penggunaan ritual semacam itu tidak mencerminkan profesionalisme sepak bola fashionable, yang seharusnya lebih mengutamakan taktik dan kerja keras di lapangan. Sementara itu, pelatih Timnas Indonesia U-22, Shin Tae-yong, menghargai usaha pemainnya meskipun kalah tipis, menegaskan bahwa pertandingan tersebut merupakan pelajaran penting untuk perkembangan tim muda.
Kemenangan Vietnam atas Indonesia, yang terjadi pada 15 Desember, menjadi momen pembalasan setelah mereka sebelumnya kalah dalam beberapa pertemuan. Philip menekankan bahwa meskipun mereka menggunakan ritual, hasil pertandingan tetap bergantung pada kerja keras dan persiapan tim. Ia mengapresiasi performa pemain muda Indonesia yang menunjukkan semangat tinggi meski dalam tekanan.
Dengan kontroversi ini, publik ASEAN semakin menantikan bagaimana Vietnam akan menghadapi laga-laga berikutnya, terutama saat berhadapan dengan tim-tim yang lebih tangguh tanpa bantuan ritual. Apakah Vietnam akan mampu mempertahankan performa mereka di pentas internasional, ataukah mereka akan kembali terjebak dalam ketergantungan pada kepercayaan mistis? Waktu akan menjawab.